Jumat, Agustus 29, 2008

GOD..oh..GOD..

Tuhan punya jutaan cara untuk menunjukkan “kekuasaan”-NYA
Hari itu kami masiH asik bermain denGan anak2 di camp penampungan. Gerimis sempat datang, tapi senyum mereka tetap mengembang. Anak2 disini cukup banyak, jadi kami harus membagi diri dalam 5 kelompoK. Hari ini aku bertugas bersama aas. Tugas kami menghibur ade2 kelas 4-5 SD, dengan apapun..belajar ataupun bermain. Sungguh kebahagiaan yang tak tergantikan, melihat mereka bisa tertawa lepas, seperti lupa bahwa rumah mereka tlah hanyut oleh banjir bandang dua minggu lalu.
Waktu sudah menunjukkan jam 11 siang. Aku harus pulang, besok ada jadwaL ujian epidemiologi penyakit menular di kampuZ. Dari kota ini, aku harus menempuh ±5 jam untuk bisa sampai di rumah, plus 2 jam lagi untuk sampai di kOzt.
Aku berkemas, mulai berbisik pada seorang teman untuk diantarkan ke terminaL bus. Dia mengangguk, camp ini berjarak cukup jauh dari kota, belum lagi jalannya yang sedikit sulit untuk dilewati. Tenda pertama yang kusinggahi adalah tenda hijau itu, tenda paling besar di penampungan ini. Aku tersenyum pada mereka, ibu2 yang sedang menyelimuti bayi2nya dengan baju2 sumbangan yang kedodoran.
“kok sudah mau pulang, mbak. Masa tega ninggalin kami disini. Kan main2nya juga belum selesai.”
Mata ibu itu sayu, dan entah mengapa mampu membiusku untuk sesaat yang cukup lama. Aku menoleh ke luar tenda, aas tampak kuwalahan mengatur adek2 itu. Yah, tim kami adalah tim pioneer. Belum banyak jumlahnya, apalagi masih musim ujian. Waktu terus berjalan, aku merasa harus segera pulang. Mata kuliah yang diujikan besok adalah salah satu dari sekian mata kuliah yang tidak kupahami dengan benar. Karena aku tidak terlalu suka, mungkin..
Aku harus segera membuka handbook yang sekarang ada di rumah, belajar, atau aku akan mendapatkan nilai jelek dan IPKku turun. Oh no..semester ini banyak mata kuliah yang mbenceknO. Apa jadinya kalo nilai ujianku pada jebLok..
Ibu itu masih saja melihatku. Kini bayinya menangis, membuat raut mukanya, tak hanya matanya, tampak begitu sayu. Ah, aku tak tahan lagi..ku kembalikan tasku ke mobil. Aku berlari ke tenda DU untuk meminta air panas. Kuberikan air itu pada si ibu, berharap ia segera bisa membuatkan susu untuk bayinya. Si ibu melihatku, kini dengan raut bertanya-tanya, atau kaget lebih tepatnya.
Kupakai lagi sepatuku, berlari ke lapangan, tempat dimana aas masih berlari-lari mencoba membuat adek2 itu membentuk lingkaran besar. Aku masuk lagi dalam permainan mereka, dan entah kenapa, aku merasa lebih baik.
Waktu menunjukkan jam 16. Kali ini tak hanya aku yang berpamitan, tapi kami semua. Kami harus kembali ke kota sebelum gelap, karena camp kami disana. Bedanya, mereka akan kembali besok pagi, dan aku tidak akan kembali lagi kesini. Aku memasuki tenda demi tenda, mengucap salam perpisahan dan meminta maaf. Sampai aku masuk ke tenda hijau itu, si ibu tersenyum. Dia bertanya kenapa aku harus pulang, kukatakan bahwa mulai besok aku ada ujian. Gimana lagi, fakultas tidak mengijinkanku mengikuti ijian susulan dengan alasan jadi relawan, batinku. Si ibu tersenyum, kali ini dibarengi dengan senyum ibu2 yang lain. Mereka membalas jabat tanganku, dengan membisikkan doa “moga sukses ya ujiannya”..Amiin, balasku.
Aku berjalan menuju mobil, mereka masih melihat kami dengan senyum. Seorang lelaki berlari menghampiriku, dia memberiku secarik kertas. Surat cinta dari seorang mZ yang bertugas di tenda DU. Ah, ada2 saja, pikirku..
Bus yang kutumpangi berjalan cukup cepat, secepat kegalauanku memikirkan ujian epid yang akan menghajarku besok. Aku memang bukan mahasiswa yang bae, pikirku. Mahasiswa yang baE kan harusnya ga perlu memusingkan ujian, coZ dah belajar sejalan dengan materi yang diberikan.
Jam 21.00, aku baru tiba di rumah. Ini sudah hitungan yang cepat untuk perjalanan bus Jember-Surabaya. Sudah terlalu malam untuk balik ke koZt, dan parahnya, badanku sudah terlalu capek untuk membuka handbook. Aku hanya sempat mandi, berbenah..dan lalu tidur.

Ibu membangunkanku untuk subuh. Aku pasrah, dengan menenteng tas dan memegang handbook epid, aku diantar oleh seseorang ke koZt. Ujianku terjadwal jam 8 pagi ini. Hanya 2 jam, yah..semoga saja aku beruntung. Aku sempat membuka beberapa halaman secara acak untuk kubaca dengan bae, berharap otakku mampu mengingatnya.
Dengan terus mengucap doa dalam hati, aku memasuki ruangan ujian. Semuanya sibuk mencari tempat, seperti hari2 ujian biasanya. Posisi menentukan prestasi, katanya. Aku duduk di bangku ke 67, bangku yang telah disiapkan oleh temanku. Ujian dimulai, 3 dosen berwira-wiri menjaga kami yang 114 ini. Puji Tuhan, soal multiple choice bisa terjawab dengan mudah. Dan soal uraian itu..untung saja otakku bisa mengingatnya dengan bae, karena materi itu adalah materi di halaman acak yang kubaca.
Tuhan Maha Bae..Dia selalu punya cara untuk menunjukkan kuasa-NYA. Ga tanggung2, Aku mendapat nilai A untuk mata kuliah ini. Hm,.rupanya Tuhan mendengar do’a ibu2 di camp penampungan..
Terima kasih, ibu..

SALUT “IDE” FESTIVAL BLOG

buLan lalu, aku mendengaR kabar adanya festivaL blog ini daRi seOrang sepupu. Dia baru duduk di keLas 3 smp..atO kelas 9 kalo itunGan yanG dipake sekarang. Itu hal yanG biasa, karena dia memanG biasa menceRitakan apapun padaKu.
Yang luar biasa adaLah..betapa festivaL ini membeRi pengaRuh yang begitu besaR pada semangatnya. Dia belum peRnah mengenaL yang namanya bLOg, dia juga jarang menuLis..
Tapi begitu dia mendapat SosiaLisasi festivaL ini di skuL, dia begitu getoL beLajar tentang bLog. Tiap haRi sepuLang kerja, dia selalu aja mencercaKu dengan banyak pertanyaan tentang bLOg. Dia juga muLai lembur sampai larut malam untuk memainkan jarinya di keyboard komputer.
Aku ga tahu pasti, apa yang dia tuLis di dalam blognya. Aku juga tidak memberiknya banyak infO tentang bLOg . Tapi, sebuah senyum yang tersungging tiap hari ini sudaH cukup untuk memaknakan keharuan atas semangatnya yang kembaLi berKobar.
Hm, setiap oranG selalu punya cara sendiRi..
Dan siapapun yanG memilih cara ini..
Aku mo bingkiskan sebuah kata terima kasih, berpitakan rasa saLut untuk idenya..

Kamis, Agustus 28, 2008

PERILAKU SEKS BEBAS ANAK PEREMPUAN JALANAN DI TERMINAL PURABAYA

Abstrak - 2007

Perilaku seks bebas anak perempuan jalanan perlu mendapat perhatian yang serius mengingat resiko yang mereka tanggung lebih berat dibandingkan anak laki-laki. Selain itu, mereka adalah aset bangsa yang perlu dipersiapkan sedini mungkin untuk menjadi generasi penerus bangsa yang berguna. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku seks bebas anak perempuan jalanan yang bekerja di terminal Purabaya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Responden adalah anak perempuan jalanan yang pernah melakukan seks bebas dan dipilih dengan metode snowball sampling. Responden berjumlah 13 orang, berumur 14 - 18 tahun dan bekerja sebagai pengamen. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan menggunakan alat bantu pedoman wawancara serta recorder. Data dianalisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen dan analisis tema.
Responden memiliki pengetahuan yang rendah tentang seks bebas. Mereka mengartikan seks bebas sebagai hubungan seks dengan berganti- ganti pasangan. Definisi ini membuat mereka tidak menyadari bahwa perilaku mereka termasuk dalam seks bebas. Akibat dari seks bebas yang diketahui oleh responden adalah kehamilan dan HIV/AIDS. Responden sependapat untuk tetap melahirkan jika terjadi kehamilan. Bagi responden, kelompok sebaya memiliki peran terhadap perilaku seks bebas. Responden memiliki sikap yang permisif terhadap seks bebas yang dilakukan atas dasar suka dan tanpa paksaan. Responden memiliki niat untuk melakukan seks bebas dan belum ada yang memiliki niat untuk berhenti. Responden melakukan tindakan seks bebas dengan pacarnya di emperan toko, belakang pertokoan, mobil, rumah tetangga, kontrakan dan di belakang terminal.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku seks bebas anak perempuan jalanan di terminal Purabaya ditentukan oleh pengetahuan tentang seks bebas yang rendah, peran kelompok sebaya, sikap responden yang permisif terhadap seks bebas dan niat responden untuk melakukan seks bebas.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan badan, dinas, instansi dan organisasi terkait dapat meningkatkan upaya promotif kepada anak jalanan tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas. Diharapkan juga ada perkumpulan mahasiswa yang peduli dengan anak jalanan serta penelitian lain tentang metode edukasi yang sesuai bagi anak jalanan.

Kamis, Agustus 14, 2008

Menuju Liank..

Pagiku hadir tanpa binar
Kakiku meniti lantai dengan warna memudar
Berjalan terseok..
Sambil menjilati kepingan embun, permata kelam
Pahit..
Manis hanya sekelebat datang mencibir
Memaknai keputusasaan

Dan asaku masih saja berkubang
Lumpur semakin pekat terwarnai bimbang
Kacau..
Tak banyak udara bisa kuhirup
Dadaku semakin sesak, nafasku tersengal..
Seakan lubang kubur tlah terbuka lebar
1 ”harap” lagi hampir siap disemayamkan